RANCANGAN
PEMBELAJARAN MODEL ASSURE UNTUK
MATA PELAJARAN KKPI DI KELAS X SMK NEGERI 1
KOTO XI TARUSAN
MATA PELAJARAN KKPI DI KELAS X SMK NEGERI 1
KOTO XI TARUSAN
BAB I
TEORI UMUM
TENTANG MEDIA
Model ASSURE
adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media yang tepat
dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas
pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada KBM. Strategi
pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar,
serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.Assure model di desain untuk
membantu Guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan
efektif dengan menggunakan teknologi dan Media dalam kelas. Perkembangan tersebut
tentu akan mempengaruhi bagaimana proses penyampaian dan salurannya. Dalam
dunia pendidikan, informasi akan disampaikan oleh guru kepada siswa melalui
proses pembelajaran dengan menggunakan media tertentu. Mengingat begitu
pentingnya peranan media untuk mendukung proses pembelajaran, maka guru perlu merancang suatu pembelajaran yang
efektif dan efisien. Untuk merancang
suatu proses pembelajaran yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya,
maka guru dapat menggunakan model ASSURE, yaitu suatu model perancang media
pembelajaran yang dapat mewujudkan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
A. Proses
Pembelajaran
Para guru memiliki pengaruh yang segnifikan terhadap siswa yang belajar.
Strategi pengajaran yang dipilih oleh para guru mempengaruhi hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, para guru harus selektif dalam pilihan yang mereka
buat. Dasar teori dan penelitian mengenai
pengajaran menunjukan bahwa guru bertindak sebagai pemandu untuk meningktkan
pembelajaran siswa (Marzano, Pickiring, & Pollock, 2001). Sebagai seorang
pemandu, guru bertanggung jawab memastikan pendekatan yang digunakan untuk
membantu siswa belajar dapat berjalan efektif dalam membantu mereka dalam
mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dalam proses belajar ada dua kegiatan
yaitu mengajar yang dilakukan oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Guru memang selalu menjadi pusat/sumber informasi bagi siswa. Namun dengan
kondisi sekarang ini,
guru tidak lagi
menjadi satu-satunya sumber belajar, karena perkembangan teknologi telah
menghasilkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang mendukung proses
pembelajaran disamping peran guru. Karena itulah peran guru saat ini adalah
sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswa nya belajar.
Dari sisi
siswa, dalam suatu proses pembelajaran siswa merupakan orang yang menjalani
proses belajar, yang menggali berbagai pengetahuan baik yang disampaikan
langsung oleh guru maupun yang didapat melalui berbagai sumber dan media belajar lainnya. Sebagaimana yang disampaikan
Smaldino (2008) Belajar merupakan
pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika seseorang
berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Belajar pada dasarnya tidak saja
proses menerima dan mencari informasi, namun juga bertujuan agar terjadinya
perubahan dalam diri siswa, baik dalam hal pengetahuan, maupun sikap dan
perilaku. Proses pembelajaran dapat bermakna jika informasi yang diterima siswa
bisa menjadi pengetahuan yang ditambah dengan kegiatan belajar lainnya akan
menjadi pengalaman dan akhirnya menjadi kompetensi bagi siswa. Selain dari itu belajar siswa dapat dipengaruhi
oleh berbagai teori belajar, yang terdiri atas:
1. Perspektif
Behavioris
Tokoh
Behaviourisme B.F. Skinner, menjelaskan bahwa
belajar
adalah perubahan perilaku atau apa yang dilakukan seseorang dalam keadaan
tertentu. Secara sederhana teori ini mengajukan hubungan sederhana A-B-C yaitu antecedents-behaviour-consequence
atau keadaan awal-perilaku-konsekwensi, pada saat perilaku dilakukan maka
konsekwensi bertransformasi menjadi keadaan awal untuk tahapan ABC selanjutnya.
Sehingga perilaku dipengaruhi oleh perubahan yang dilakukan dalam latar belakang.
2. Perspektif Kognitifis
Teori belajar kognitifis berkaitan
dengan bagaimana siswa menerima,
memproses dan merekayasa informasi. Menurut Jean Piaget (1977), psikolog
kognitif menelusuri proses mental yang digunakan individu dalam menanggapi
lingkungan mereka. Kognitifisme membahas bagaimana orang berpikir,
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Para kognitifis menciptakan sebuah
model mental dari ingatan jangka pendek dan jangka panjang, yang akan digunakan
untuk menyimpan informasi. Sehingga siswa tidak selalu tegantung pada guru,
tapi lebih mengandalkan strategi kognitif mereka sendiri dalam memanfaatkan
sumber daya belajar yang tersedia.
3. Perspektif
Konstruktivis
Menurut konstruktivisme inti dalam
pembelajaran empiris adalah keterlibatan siswa dalam pengalaman yang bermakna.
Konstruktivisme menekankan bahwa siswa dapat menafsirkan sendiri informasi yang
diterimanya. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman
mereka sendiri, dan tujuan pengajaran adalah tidak untuk mengajarkan informasi,
tetapi menciptakan situasi, sehingga siswa dapat menafsirkan informasi bagi
pemahaman mereka sendiri. Menurut ahli perspektif, belajar efektif adalah
ketika siswa terlibat dalam tugas autentik yang mengaitkan konteks bermakna,
yaitu learning by doing.
4. Perspektif
Psikologis Sosial
Psikologi
sosial adalah perspektif lain dalam studi pengajaran pembelajaran. Sosial
psikolog melihat efek dari organisasi sosial kelas pada pembelajaran.Belajar
merupakan proses pembentukan makna. Belajar bukanlah proses mengumpulkan
informasi, melainkan proses pengembangan pemahaman atau pemikiran dengan
membuat pemahaman baru. Proses belajar terjadi pada saat terjadi ketidak
seimbangan stuktur kognitif pada diri seseorang. Selain
didasarkan pada berbagai teori belajar, belajar juga terdiri atas beberapa
jenis belajar, yaitu :
a. Ranah Kognitif menurut ranah
kognitif, proses belajar yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
b. Ranah Afektif Ranah afektif
kegiatan belajar melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai.
c. Ranah
Psikomotor Menurut ranah
ini, belajar melibatkan keterampilan atletik, manual dan keterampilan fisik
lainnya. Tujuannya adalah untuk kemampuan kegiatan mekanis tertentu, penggunaan
berbagai peralatan, dll.
B. Media Pembelajaran
1.
Definisi Media
pembelajaran
Dalam
Buku Instructional Technology and Media for Learning (Sharon E. Smaldino dan
James D. Russel) Media merupakan bentuk jamak dari medium yang artinya sarana komunikasi.
Istilah ini mengacu pada sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan
penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video,
manipulative (objek), dan orang-orang (teknisi). Tujuan media adalah untuk
memfasilitasi komunikasi dan belajar. Menurut Heinich, Molenda dan
Russel(1990) (dalam Wina Sanjaya 2011) media adalah saluran/chanel komunikasi.
AECT juga merumuskan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi.
NEA juga menjelaskan media sebagai segala benda yang dapat
dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen
yang digunakan untuk kegiatan tersebut (Sukiman, 2012).
Istilah
media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk kedua dari medium. Secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs
mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar
terjadi proses belajar.
Dari berbagai
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat mengantarai penyampaian pesan/informasi dari guru kepada siswanya, sehingga dapat
memotivasi perhatian, minat dan kemauan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan efektif dan efisien. Dalam penyampaian informasi itu ada
dua proses yakni encoding dan decoding. Encoding adalah penyampaian pesan
melalui berbagai simbol dari pengirim pesan/guru, sedangkan decoding adalah
proses penerimaan pesan, sehingga siswa bisa memahami dna menjelaskan kembali
makna pesan yang diterimanya.
2.
Kategori dasar
dan format media
a.
Kategori dasar
media
Pentingnya peran media dalam
pembelajaran sangat membantu guru untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi
efektif, karena itu guru perlu mengetahui berbagai kategori media. Menurut
Smaldino (2012) ada 6 kategori dasar media, yaitu :
1) Teks, yakni
karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format, seperti
buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain.
2) Audio, yakni
segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara bising,
dll.
3) Visual, yakni
segala sesuatu yang dapat kita lihat, misalnya diagram pada poster, gambar,
buku, dll.
4) Video, yakni
media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer, DVD,
dll.
5) Perekayasa,
yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya
benda-benda.
6) Orang
yang dimaksud adalah guru, siswa, atau ahli subjek-materi. Siswa belajar dari
guru, siswa lain, danorang dewasa.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses
komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media
tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan
merupakan komponen-komponen proses komunikasi. Dari semua kategori media ini, kita dapat memilih dan menggunakan berbagai
kategori media yang cocok dengan pembelajaran dan dapat mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien.
b.
Rangkaian
Kesatuan Konkret – Abstrak
Pentingnya penggunaan media dan
teknologi dalam pembelajaran pada dasarnya adalah untuk membantu siswa belajar
memahami pesan pembelajaran yang dijalaninya. Pembelajaran akan berlangsung
dari hal yang memberikan pengalaman konkret sampai pengalaman abstrak. Hal ini
seusai dengan pendapat Edgar Dale (1969) melalui penemuannya Cone of Experience (Smaldino, 2008) yang
menyarankan agar guru dapat memeulai pembelajaran dengan memberikan pengalaman
belajar yang aktual kepada siswanya, barulah kemudian pindah ke siswa menjadi
pengamat aktual, siswa sebagai pengamat kejadian melalui perantara, dan
akhirnya siswa dapat mengamati simbol-simbol yang mewakili suatu kejadian.
Menurut Dale (Smaldino, 2008) siswa
bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran yang lebih abstrak untuk membentuk
sekumpulan pengalaman yang lebih konkret untuk memaknai representasi kenyataan yang lebih abstrak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jrome Bruner (1966) (dalam Smaldino 2008) siswa
melihat urutan material berdampak langsung pada kemampuan mereka menyelesaikan
tugas. Belajar akan lebih mudah jika pembelajaran mengikuti urutan dari
pengalaman konkret ke penyajian yang abstrak (simbolis). Dengan penggunaan
media yang baik, dapat membantu memperjelas berbagai konsep yang abstrak
menjadi lebih konkret.
c.
Manfaaat Media
Pembelajaran
Yusufhadi Miarso (2009:458) Media
dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa.
Pengalaman tiap-tiap siswa itu berbeda-beda. Kehidupan keluarga dan masyarakat
sangat menentukan pengalaman macam apa yang dimiliki oleh siswa. Media dapat
melampaui batas ruang kelas.
Adapun peran
dan fungsi media pembelajaran
menurut (Wina Sanjaya, 2011 ) adalah :
a. Menangkap suatu
objek atau peristiwa –peristiwa tertentu
b. Memanipulasi
keadaan, peristiwa dan objek tertentu
c. Menambah gairah
dan motivasi belajar siswa
d. Media
pembelajaran memiliki nilai praktis
sebagai : mengatasi keterbatasan pengalaman siswa, mengatasi batas ruang
kelas, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan, menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang
benar, nyata dan tepat, membangkitkan motivasi dan meransang siswa untuk belajar
dengan baik, membangkitkan keinginan dan minat baru, mengontrol kecepatan
belajar, meberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampi
abstrak.
Dari berbagai
fungsi tersebut dapt kita simpulkan, bahwa fungsi dan manfaat media
pembelajaran adalah sebenarnya adalah
untuk menjadikan pembelajaran lebih mudah di pahami oleh siswa, meningkatkan
ketertarikan dan motivasi siswa, membantu menjelaskan yang abstrak menjadi
lebih konkret.
3.
Prinsip
Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
a. Prinsip-prinsip pemilihan media
Untuk dapat memilih media pembelajaran
yang akan digunakan guru dalam mendukung roses pembelajaran, ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
Pemilihan media berdasarkan / haruslah
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik itu tujuan kognitif,
afektif dan psikomotor.
Pemilihan media haruslah berdasarkan
konsep yang jelas, bukan atas kesenangan guru, melainkan menjadi bagian
integral dalam pembelajaran.
Pemilihan media hendaklah disesuaikan
dengan karakteristik siswa
Pemilihan media hendaknya disesuaikan
dengan gaya belajar siswa dan kemampuan guru
Pemilihan media haruslah sesuai dengan
kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan
pembelajaran
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media
Pembelajaran
Untuk menggunakan media dalam
pembelajaran, aagar media benar-benar mendukung proses pembelajarn, maka ada
beberapa prinsip penggunaan media (Wina Sanjaya, 2011) yaitu :
Media yang digunakan guru haruslah
sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media yang digunakan haruslah sesuai
dengan materi pembelajaran, media hendaklah sesuai dengan kekompleksitasan
materi
Media pembelajaran haruslah sesuai
dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.
Media yang digunakan harus
memperhatikan efektivitas dan efisien.
Media yang digunakan haruslah sesuai
dengan kemampuan guru menggunakannya /
mengoperasikannya.
C.
Model ASSURE
Semua pembelajara yang efektif
memerlukan perancangan yang cermat tidak terkucuali mengajar dengan tknologi
pembelajaran dan media. Beberapa aspek pengajaran dan pembelajaran yang tinggal
terus menerus selama bertahun-tahun. Bergesernya peran guru sebagai fasilitator
membuat guru harus bisa merancang suatu pembelajaran yang menggunakan teknologi
dan media pembelajaran yang baik untuk memfasilitasi siswanya belajar. Dan
salah satu cara terbaik untuk merancang pembelajaran dan media adalah dengan
model ASSURE. Model ASSURE merupakan suatu model untuk merancang pengajaran
yang efektif, yang dirancang dimulai dengan menganalisis minat siswa, penyajian
materi, malibatkan siswa dalam praktek dengan umpan balik, menilai pemahaman
mereka dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan (Smaldino, 2012).
Dengan model ASSURE ini guru bisa merancang pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran dengan lebih baik, karena meliputi semua hal yang dibutuhkan
dalam kegiatan pembelajaran. Model
ASSURE menggangkun semua peristawa dalam pembelajaran. Langkah-langkah model
ASSURE adalah sebagai berikut :
1. ANALISIS
PELAJAR (ANALYSIS LEARNER)
Model ASSURE
merupakan salah satu pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik peserta didik, yang nantinya
akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa. Analisis siswa ini perlu
dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang kita butuhkan dalam
merancang strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik siswa.
Ada tiga faktor kunci yang diperhatikan dalam analisis pelajar, yaitu :
a.
Karakteristik Umum jenis
karakteristik umum ini adalah gender, suku, sikap dan ketertarikan. Ketika merencanakan
pembelajaran guru hendaknya dapat memperhatikan perbedaan usia anak didiknya, jenis kelamin serta sikap dan minat
peserta didik. karena ini akan berkaitan dengan pola perilaku dan
kemampuan siswa dalam belajar.
b. Kecakapan dasar
spesifik penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan yang dimiliki
seorang siswa sebelumnya mempengaruhi apa yang mereka pelajarari setelah masa
itu. Sebagaimana yang diungkapkan Dick
&Carey,(2001) dalam Smaldino (2012) penelitian mengungkapkan bahwa
pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya tentang suatu objek tertentu
mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka bisa pelajari lebih banyak peneli daripada yang dilakukan sifat psikologi
apa pun.
c.
Gaya belajar gaya belajar merupakan serangkaian
sifat psikologis yang menetukan bagaimana siswa merasa, berinteraksi, dan
merespons secara emosional lingkungan belajarnya. Menurut Gardner (Smaldino,
2008) Setiap anak memiliki kecerdasan dan cara belajar yang berbeda beda,
karenanya guru haruslah mempertimbangkan gaya belajar siswa. Dengan memahami:
Kekuatan dan preferensi konseptual
Kebiasaan memproses informasi /gaya pikiran
Ada 4 aspek motivasi yaitu model ARCS
yang perlu diperhatikan guru, yaitu bperhatian (attention), Relevansi
(Relevance), Percaya diri (Confidence), dan kepuasan (satisfaction).
Faktor fisiologis , terkait dengan
perbedaan gender, kesehatan dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi
pembelajaran.
2. MENYATAKAN
STANDAR DAN TUJUAN (STATE OBJECTIVES AND STANDAR)
Dalam merancang
suatu pembelajaran, setelah melakukan analisis siswa, kita perlu menetapkan
standar dan tujuan yang akan dicapai, yakni mengenai apa yang menjadi hasil
belajar siswa. Merumuskan tujuan ini
berdasarkan pada standar kurikulum yang digunakan di sekolah.
a. Pentingnya
standar dan tujuan Menetapkan standar dan tujuan sangatlah
penting, karena standar dan tujuan ini adalah dasar bagi kita untuk memilih
strategi, teknologi dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dasar untuk melakukan penilaian hasil
belajar, dasar untuk ekspektasi belajar siswa.
b. Merumuskan ABCD
tujuan belajar dengna baik
Untuk
menentukan tujuan belajar kita perlu menetapkan ABCD, Yakni:
Audience, yakni sasaran
tujuan, guru perlu menentukan dengan jelas sasaran dari tujuan pembelajaran itu
sendiri, seperti
siswa/i kelas X SMK N 1 Koto XI Tarusan.
Behaviour (perilaku),
inti dari tujuan adalah kata kerja yang menjelaskan kemampuan baru yang
didapatkan siswa setelah mengikuti pembelajaran, artinya tujuan belajar itu
berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, setelah mengalami pembelajaran.
Condition (Kondisi),
yakni suatu kondisi dimana siswa akan bekerja dan belajar, yang kemudian
dinilai oleh guru, misalnya buku, lembar kerja, dll.
Degree (tingkat),
yakni tujuan mengindikasikan standar /kriteria penilaian satu pembelajaran.
c. Tujuan belajar dan perbedaan individual tujuan belajar
hendaknya disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual. Tujuan
belajar dimaksudkan untuk menyediakan tingkat minimum pencapaian yang
diharapkan. Dengan karakteristik yang berbeda siswa bisa belajar insidental
dengan tujuan yang spesifik dan mendukung perbedaan individual.
3. MEMILIH STRATEGI, TEKNOLOGI, MEDIA DAN
MATERIAL (SELECT STRATEGY, MEDIA AND TECHNOLOGY)
a. Memilih
strategi guru perlu memilih strategi pengajaran yang tepat, baik
itu strategi yang berpusat pada guru, ataupun yang berpusat kepada siswa. Guru
hendaklah memilih strategi yang bisa mendorong siswanya mencapai standar dan
tujuan yang telah ditetapkan, mempertimbangkan gaya dan motivasi belajar siswa
agar dapat memenuhi kebutuhan siswa. Disesuaikan dengan model ARCS, Strategi kita hendaknya dapat
menarik perhatian siswa (Attention), relevan(Relevance)
dengan kebutuhan siswa, dapat membangun rasa percaya diri (Confidence) siswa, dan
memberikan kepuasan (Satisfaction) bagi siswa atas apa yang telah mereka pelajari.
b. Memilih
teknologi dan media memilih teknologi dan media, memang bukanlah
hal yang mudah. Seperti yang diungkapkan Mc Alpine&Weston, 1994 (dalam
Smaldino2008) para sarjana sepakat bahwa memilih teknologi dan media yang
sesuai bisa menjadi tugas yang rumit- mempertimbangkan kumpulan sumber daya
yang tersedia, keberagaman para pelajar dan tujuan spesifik yang harus dicapai.
4. MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
, MEDIA DAN MATERI (USE TECNHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS)
Langkah-langkah ini melibatkan peranan guru Untuk merencanakan
penggunaan teknologi, media dan materi, kita dapat melakukan 5 proses adalah sebagai berikut :
a.
Pratinjau teknologi, media dan materi, ini perlu
dilakukan karena tujuannnya adalah untuk memilih bagian yang langsung selaras
dengan mata pelajaran yang kita ajarkan, yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Meninjau materi secara menyeluruh tidak hanya membuat kita
menggunakan sumber daya secara maksimal, tetapi juga membatasi siswa untuk
tidak mengkases materi/konten yang tidak pantas, dari berbagai media dan sumber
belajar lainnya.
b.
Menyiapkan teknologi , media dan materi, langkah
pertama adalah mengumpulkan semua perlengkapan yang dibutuhkan, menentukan
urutan penggunaannya, dan menentukan tindakan yang akan dilakukan pada tiap
materi, menyimpan daftar materi yang digunakan, dan garis besar urutan
penyajian pelajaran.
c.
Menyiapkan lingkungan, kita perlu
mengatur fasilitas yang dibutuhkan untuk penggunaan teknologi, media dan materi
yang efektif dan efisien, menyiapkan lingkungan belajar yang baik untuk siswa,
seperti pengaturan tempat duduknya, dll.
d.
Menyiapkan pelajar, untuk
melaksanakan pembelajaran dengan efektif, guru perlu menyiapkan pelajarnya
untuk menerima pelajaran, untuk itu guru perlu melakukan appersepsi yang baik, seperti pengantar yang
menggambarkan tinjauan luas mengenai konten mata pelajaran, keterkkaitan mata
pelajaran dengan topik yang dipelajari,
memotivasi siswa, dan isyarat yang mengarahkan perhatian pada aspek spesifik
mata pelajaran.
e.
Menyediakan pengalaman belajar, yang
disesuaikan dnegan pengalaman belajar yang dipilih, pengalaman belajar yang
berpusat pada guru, maka akan melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan dan
praktek dan tutorial.
5. MENGHARUSKAN
PARTISIPASI SISWA (REQUIRE
LEARNER PARTICIPATIONS)
Mengikuti pandangan kontrutivistik bahwa beljar merupakan
suatu proses mental yang aktif dibangun dari pengalaman otentik yang relevan
dimana siswa memperoleh umpan balik informasi, respon yang memungkinkan siswa
mengetahui sejauhmana mencapai tujuan dan bagagaimana mereka dapat meningkatkan
hasil kerja mereka. Untuk mendukung partisipasi mereka melalui penggunaan
teknologi dan media.
a. Latihan, untuk
mencapai tujuan belajarnya siswa haruslah berpartisipasi aktif melalui praktek
langsung dengan teknologi dan kemampuan baru, untuk produktivitas, komunikasi,
penelitian, dan penyelesaian masalah/pengambilan keputusan.
Teknologi
sebagai produktivitas
Teknologi
sebagai perangkat komunikasi
Teknologi
sebagai perangkat penelitian
Teknologi
sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
Menggunakan
perangkat lunak pendidikan
Menggunakan
media lainnya untuk latihan
b. Umpan balik, umpan balik,
bisa dari guru, ataupun para siswa dalam kelompoknya, dari komputer ataupun
diri mereka sendiri, umpan balik penting bagi siswa untuk melakukan perbaikan.
6. MENGEVALUASI
DAN MEREVISI (EVALUATE AND REVISE)
Komponen
trahir dari model ASSURE adalah evaluasi dan revisi sangat penting untuk
mengembangkan kualitas pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Menilai prestasi pelajar , dilakukan
untuk menilai apa yang dipelajari siswa dan menampilkan perubahan perilaku
sesuai dengan tujuan. Penilaian dilakukan berdasarkan pada tujuan belajar,
pembelajaran dengan tujuan kemampuan kognitif, dapat menggunakan tes tertulis,
namun untuk tujuan pemprosesan informasi dan penampilan sikap, maka digunakan
penilaian autentik dan komprehensif. Penilaian autentik yaitu dimana siswa
menggunakan proses sesuai dengan konten dan kemampuan yang sedang dipelajari
dan sesuai kegunaan konten di dunia nyata.
Penilaian ini digunakan untuk penilaian kinerja, produk tunggal, unit, atau
portofolio. Sedangkan untuk penilaian komprehensif dapat menggunakan rubrik
yakni sekumpulan kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur/menilai
produk/kinerja siswa(Smaldino, 2012). Rubrik terdiri dari tiga komponen ;
kriteria kinerja, skala penilaian, dan tingkat dari deskriptor kinerja. Penilaian portofolio, untuk menilai
kemampuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka
terkait dengan analisis, sintesis dan evaluasi.(Smalldino, 2012). Kuncinya
adalah siswa harus merefleksi sendiri pembelajarannnya sesuai dengan produk
protofolio. Portofolio ini ada yang tradisional dan elekronik.
b.
Mengevaluasi
dan merevisi Strategi, Teknologi dan Media.
Revisi strategi, teknologi dan media, ini merupakan tahapan
akhir untuk melihat hasil penilaian atau evaluasi, melihat ketercapaian tujuan,
prestasi siswa, ketepatan starategi menggunakan teknologi dan media.
BAB II
PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM RANCANGAN
PEMBELAJARAN KKPI KELAS X SMK N 1
KOTO
XI TARUSAN
A. MENGANALISIS
SISWA (ANALYZIS LEARNER)
1.
Kondisi Umum sekolah dan siswa
Sekolah SMK N 1 Koto XI Tarusan adalah SMK Teknologi pertama
di Kec. Koto XI tarusan ini. Sekolah ini terletak di Jln. Raya Padang – Painan
KM. 52 Batu Hampar Tarusan. Sekolah ini merupakan sekolah baru yang berdiri
pada tahun 2007. Dengan kondisi ruangan yg masih terbilang sedikit sehingga
tidak mampu untuk menampung seluruh siswa maka diambil kebijakan sekolah ini
dibagi jadi 2 waktu belajar, siswa kelas XII dan Kelas XI masuk pagi, sedangkan
kelas X masuk siang. Kondisi sekolah
ini cukup baik, dilengkapi dengan sarana dan infrastruktur sekolah yang cukup
lengkap, dengan luas ±7725 m³. Sekolah ini terdiri atas 19 ruang kelas, 3 ruang
kantor (ruang kepala sekolah, majelis guru dan tata usaha), 1 perpustakaan, 4 Workshop, 1 ruang
multimedia, dan 2 bengkel. Sedangkan
dari bidang sumber daya manusianya, di SMKN 1 Koto XI Tarusan ini terdapat 72 orang guru,
yang terdiri dari 38 orang guru PNS dan 34 orang guru honorer, serta 6 orang pegawai tata usaha.
Pembelajaran KKPI dilaksanakan
di kelas dan di labor komputer. Labor komputer sekolah ini berukuran sekitar
6x4 m². Labor ini dilengkapi dengan 10 unit komputer, namun yang saat ini dapat digunakan
efektif hanya 7 unit komputer.
Labor ini dilengkapi dengan kursi dan meja yang cukup lengkap untuk siswa dan
guru, 1 unit LCD
proyektor, 1 papan tulis. Ruangan ini
juga dilengkapi dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.
Siswa di SMK N 1 Koto XI Tarusan, lebih dari 75 % siswa di sekolah ini adalah siswa
yang berasal dari
SMP/MTsN di kec. Koto XI Tarusan ini, karena sekolah ini bebas rayon,
kecuali untuk tahun pelajaran 2013/2014 yang akan datang, sekolah akan kembali
menggunakan sistem rayonisasi. Untuk tahun ajaran 2012/2013 jumlah seluruh
siswa disekolah ini adalah 467 orang siswa,
yang terdiri atas 125 siswa kelas X, 179 orang
siswa kelas XI, dan 163 orang siswa .
Setiap kelas terdiri atas 20-30 orang siswa,
yang pada umumnya lebih banyak laki-laki dari pada perempuan, dengan
rentang umur antara 16-18 tahun.
2.
Kondisi Khusus siswa
Siswa SMK N 1 Koto XI Tarusan, khususnya di
kelas X TAV, merupakan kelas campuran perempuan
dan laki-laki. Dari 179 orang siswa kelas XII, terdiri atas 107 orang siswa
laki-laki dan 74 orang siswa
perempuan. Sebagian besar siswa kelas XII ini berasal dari latar belakang ekonomi dan keluarga
yang cukup baik, walaupun ada beberapa orang siswa yang tergolong kurang mampu,
namun mereka mendapatkan beasiswa dari berbagai program sekolah dan pemerintah.
Dengan rentangan umur 16-18 tahun, maka dari
perkembangan psikologisnya, biasanya anak-anak seusia ini mengalami masa
puberitas, sehingga guru harus benar-benar bisa menyesuaikan dengan kondisi
psikologis siswa ini.
3.
Gaya Belajar
Ada 9 aspek
kecerdasan majemuk, yakni verbal, logis, visual, musikal, ragawi, antar
personal, interpersonal, naturalis dan eksistensialis. Dari 9 kecerdasan ini,
dalam proses pembelajaran ada anak yang senang mendengar penjelasan guru, ada
yang lebih ke kinesteKKPI, dll. Pada pengajaran teori yang dilakukan dikelas
umumnya menggunakan preferensi penerimaan audiotori dan visual. Dari segi
motivasi, sesuai dengan model ARCS, siswa di sekolah memiliki motivasi tinggi
dalam belajar, ini terlihat dari semangat belajar dan keingintahuan mereka
untuk mencoba menggunakan komputer, dan mereka sangat tertarik dengan pelajaran
KKPI.
B. MENETAPKAN STANDAR DAN TUJUAN
Di SMK setiap guru
harus membuat rancangan program pembelajaran setiap semesternya, yang nantinya
akan dinilai sebagai dokumen KTSP oleh pengawas sekolah. Untuk mata pelajaran KKPI
sendiri, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tuntutan
Kurikulum. Sesuai dengan model ASSURE, guru haruslah menetapkan standar dan
tujuan pembelajaran. Standar dan tujuan hendaklah disampaikan dan dituliskan di
awal pembelajaran, sehingga siswa mengetahui pengetahuan dan kemampuan apa yang
harusnya mereka miliki setelah mempelajari materi pelaran. Guru dapat
menetapkan tujuan dengan ABCD, yaitu :
·
A (Audience), siswa yang menjadi tujuan /sasaran
pembelajaran adalah siswa kelas XI TAV.
·
B (Behaviour), perilaku yang harus ditampilkan siswa
adalah memiliki keterampikan dan kemahiran menggunakan komputer dan membuat menajemen file.
·
C (Condition), kondisi ini dapat diamati selama siswa
belajar di labor komputer untuk membuat sebuah karya menggunakan program
pengolah kata microsoft word.
·
D (Degree), kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah belajar ini
mereka menguasai penggunaan menu dan ikon dan mampu membuat sebuah dokumen
pengolah kata dengan kreasi mereka serta mampu melakukan pengelolan mejagemn file terhadap
Microsoft word.
C. MEMILIH STRATEGI , TEKNOLOGI , MEDIA
DAN MATERIAL
a.
Memilih strategi
Untuk
melaksanakan pembelajaran KKPI yang efektif, efisien serta dapat memenuhi
kebutuhan siswa, dalam rancangan pembelajaran KKPI di kelas X TAV ini guru dapat memilih strategi berpusat kepada guru
dan berpusat pada siswa. Adapun strategi yang direncanakan digunakan dalam
pembelajaran KKPI kelas X TAV untuk materi membuat dokumen pengolah kata
sederhana, dipilihlah strategi presentasi dengan memilih metode demonstrasi,
dan pada siswa dengan bekerjasama dalam kelompok serta metode tutor sebaya.
Penetapan strategi ini berdasarkan pada model ARCS Keller. Dengan strategi ini diharapkan dapat menarik
perhatian (attention) siswa, relevan (Relevance) dengan kebutuhan siswa,
karena siswa berpraktek maka guru perlumempresentasika, mencontohkan terlebih
dahulu melalui demonstrasi, dan nantinya saat bekerja, siswa dapat saling
membantu dengan tutor sebaya. Strategi ini dapat membangun rasa kepercayaan
diri siswa (Confidence), karena siswa dapat berkreasi pada tugasnya, dan
menghasilkan kepuasan (satisfaction) belajar, dengan
mencoba membuat tugas dengan kreasi sendiri ini dapat memberi kepuasan belajar
bagi siswa.
b. Memilih
Teknologi dan Media
Teknologi dan
media yang dipilih pada rancangan pembelajaran kelas X TAV ini adalah dengan
menggunakan teknologi dan media komputer untuk mendemonstrasikan tampilan
lembar kerja.
c.
Memilih Materi
Pemilihan materi dilakukan dengan
penetapan sesuai dengan SK dan KD pembelajaran. Seperti halnya materi menejemen
file yang akan dipelajari oleh siswa. Kemudian dilakukan penyesuaian dengan
materi yang akan diajarkan pada siswa.
D. MENGGUNAKAN TEKNOLOGI, MEDIA DAN MATERI
Teknologi, media dan materi pada rancangan
pembelajaran KKPI kelas X TAV
berdasarkan model ASSURE ini dilakukan dengan proses dengan menggunakan 5 tahap , yaitu :
1. Pratinjau Teknologi,
Media, dan Materi
Sebelum melakukan pembelajaran guru melakukan
pratinjau untuk menyesuaikan penggunaan teknologi, media dan materi ynag
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tujuannya untuk memilih bagian yang
paling sesuai dengan pelajaran. Teknologi dan media yang dipratinjau guru adalah
ketersedian komputer, dan LCD. Mencari mencocokan dengan materi
yang akan di tampilkan
2. Menyiapkan
Teknologi , Media dan Materi
Pada tahap ini,
guru menyiapkan segala teknologi, media dan materi yang akan digunakan untuk pembelajaran.
3. Menyiapkan
Lingkungan
Sebelum masuk kedalam kelas dan
memulai pembelajaran guru hendaknya menyiapkan lingkungan pembelajaran. Seperti mengecek ketersedian aliran
listrik, ketersediaan bahan dan alat-alat yang lain untuk menunjang proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Menyiapkan
Pelajar
Selain persiapan seorang guru, guru juga menyiapkan
pelajar dengan memberikan appersepsi terlebih dahulu.
5. Menyediakan
Pengalaman Belajar
Dengan strategi
pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa, ini akan menyediakan pengalaman
belajar bagi siswa. Dengan penjelasan guru, kemudian siswa mencobakan langsung,
ini sudah menjadi pengalaman belajar siswa, siswa tidak dilarang untuk salah,
namun siswa diajarkan untuk memperbaiki kesalahan di setiap langkah
pembelajaran selama mereka melakukan praktek. Dengan melakukan sendiri setiap
bagian secara bergantian dengan anggota kelompok ini juga menumbuhkan rasa
kerjasama dan menjadi pengalaman sendiri bagi siswa, begitu juga saat dilakukan
tutor sebaya ini memberikan pengalaman bagi siswa.
E. MENGHARUSKAN PARTISIPASI PELAJAR
Dalam pembelajaran KKPI guru
melakukan pemberian materi dan praktek. Saat menerangkan teori pembelajaran
berpusat pada guru dan saat melakukan praktek pembelajaran berpusat pada siswa. Untuk melakukan tugas praktek siswa
hendaknya harus terlibat langsung serta aktif agar pembelajaran dapat diserap
dengan baik. Penggunaan komputer juga dapat membantu siswa untuk
memecahkan berbagai persoalan dan mengambil keputusan dalm belajar. Disini guru
juga memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa, dan juga juga dari
teman-teman mereka, sehingga ini membantu mereka menguasai pelajaran dan
memiliki keterampilan menggunakan komputer.
F. MENGEVALUASI DAN MEREVISI
1.
Menilai Prestasi Pelajar
Dalam proses pembelajaran penilaian
hasil belajar sangat perlu dilakukan untuk mengukur ketercapaian dari
pmbelajaran yang dilakukan. Kemmapuan dan keterampilan apa yang
diperoleh siswa yang disesuaikan dengan standar (SK dan KD)dan tujuan. Karena
pembelajaran dengan melakukan praktek, maka penilaian yang dilakukan adalah
dengan menilai kinerja dan produk yang dihasilkan siswa, secara autentik dan
komprehensif.
2.
Mengevaluasi dan Merevisi Strategi, Teknologi dan Media
Dalam merancang materi ajar dan
bahan pembelajaran, materi maupun media evaluasi perlu dilakukan untuk menilai dan merevisi
ketepatan strategi , teknologi dan media. Selain itu guru sendiri juga perlu
dinilai baik oleh dirinya sendiri (mengintrospeksi diri, untuk lebih baik),
melalui teman sejawat ataupun melalui administrator, yang biasanya di sekolah
ada program supervisi guru, sehingga guru dinilai oleh tim guru yang lebih
berpengalaman. Terakhir guru dapat menilai dan menganalisis hasil belajar siswa, karena dari situ guru
dapat menilai kekurangan-kekurangan, strategi, pemilihan materi, teknologi dan
media. Yang ini bisa juga dilihat dari keberhasilan siswa mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Agar
pembelajaran lebih bermakna untuk berikutnya.
BAB III
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MODEL ASSURE
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN KKPI
( RPP )
Satuan Pendidikan : SMK
NEGERI I KOTO XI TARUSAN
Kelas : X
Semester : I
Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Mata Pelajaran : KKPI
Jumlah Pertemuan : 1 x Pertemuan
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Mengoperasikan Pc Stand Alone
|
Mengoperasikan
Menajemen File
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Tujuan Pembelajaran
|
1.
Menjelaskan perintah membuat folder,
melihat, mengubah dan menghapus sesuai dengan ketentuan
2.
Melakukan
Perintah menyalin, menghapus, dan
mengganti file dengan baik.
|
Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan mampu :
1. Pengertian
Menajeman file
2. Windows
Explorer
3. Jenis-jenia
ekstensi file
4. Membuat
file atau direktory
5. Menganti
nama file atau folder
6. Mengandakan
file atau folder
7. Memindahkan
file atau folder
8. Menghapus
file atau folder
9. Profertis
pada file
10. Mengatur
file
11. pencarian
|
Fakta :
1. Sistem
Operasi berbasis teks tidak dapat berjalan sebelum pemakai (user) memasukkan sistem operasi DOS.
2. Pada
saat ini Sistem Operasi berbasis teks secara khusus sudah tidak ditemukan lagi
di pasaran , akan tetapi pada sistem operasi windows 95,97 dan 98 masih dapat
ditemukan aplikasinya dengan menggunakanpasilitas Dos prompt yang short cutnya
tersimpan pada menu Accesoris.
Konsep :
1. Sistem
Komputer Hardware (input, proses, output, storage), Software, dan Brainware
Prinsip :
1. Perintah
Internal
2. Perintah
Eksternal
3. Directory
Prosedur :
1. Langkah
kerja menyalakan Komputer
2. Cara
kerja Sistem Operasi
3. Langkah
kerja perintah Internal Dos for Windows
4. Langkah
kerja perintah Eksternal Dos for Windows
5. Langkah kerja membuat Direktory
6. Langkah
kerja mematikan komputer
Alokasi Waktu
Beban
Belajar
|
Waktu
|
Bentuk
Kegiatan / Tugas
|
TM
|
90
Menit
|
Kajian
referensi, pemberian informasi, tanya jawab, pengerjaan soal-soal praktik,
dan evaluasi (Teori dan Praktik)
|
PT
|
Melaksanakan praktik sesuai dengan Job Sheet yang diberikan
|
|
KMTT
|
Menjawab
soal-soal yang terdapat pada modul
|
Metode
Pembelajaran :
1. Metode Kelompok (Partisipatori)
2.
Demonstrasi
3.
Penugasan
4.
Pratikum di Labor Komputer
Kegiatan Pembelajaran
1.
Pertemuan 1
Penilaian
Hasil Belajar : Penilaian hasil belajar ini dilakukan
KEGIATAN
|
WAKTU
|
PERALATAN
PENDUKUNG
|
A. Pendahuluan
1. Mengulas
kembali materi yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
2.
Guru
menggali pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.
3.
Memberikan
motivasi dan menyampaikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari agar peserta
didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4.
Guru meminta peserta didik untuk duduk berkelompok
di depan komputer agar dapat mengikuti setiap langkah-langkah yang dijelaskan
oleh guru.
|
10 Menit
|
Buku Absen
|
B. Kegiatan
Inti
1. Eksplorasi
1) Peserta didik mempelajari kembali perintah membuat,
melihat, mengubah dan menghapus folder/directory (MD, CD, RD) dalam
flashdisk.
2) Peserta didik mempelajari kembali perintah menyalin
file ke dalam direktori/folder,
mengganti nama dan menghapus file atau folder yang ada di dalam
direktori/folder pada Flashdisk.
1) Peserta didik mendemonstrasikan langkah membuat,
melihat, mengubah dan menghapus folder/directory (MD, CD, RD) dalam
flashdisk.
2) Peserta didik mendemonstrasikan langkah menyalin file
ke dalam direktori/folder, mengganti
nama dan menghapus file atau folder yang ada di dalam direktori/folder pada Flashdisk
.
2. Elaborasi
1) Guru memberikan tugas praktik berupa job sheet untuk
dipraktikkan oleh peserta didik.
2) Peserta didik mempraktikkan langkah membuat, melihat,
mengubah dan menghapus folder/directory (MD, CD, RD), langkah menyalin file
ke dalam direktori/folder, mengganti
nama dan menghapus file atau folder yang ada di dalam direktori/folder pada
flashdisk secara bergantian dalam waktu 30 menit (satu komputer terdiri dari dua orang dan mereka bekerja secara
kelompok namun penilaian secara individu).
3) Setelah 30 menit, peserta
didik diminta bergantian.
4) Guru membimbing peserta didik dalam melakukan
praktik dan memberikan reward kepada peserta didik yang bisa menyelesaikan
tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
5) Peserta didik yang telah melakukan praktik harus
menjawab soal yang diberikan oleh guru.
3. Konfirmasi
1) Guru memeriksa dan menilai hasil pekerjaan peserta
didik sesuai dengan format penilaian yang telah disediakan.
2) Guru memberikan umpan balik positif atau penguatan
terhadap hasil kerja peserta didik.
3) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk tanya
jawab seputar materi dan praktik yang telah diberikan.
4) Membahas kembali materi yang belum dimengerti oleh
peserta didik.
|
20
Menit
40
Menit
10
Menit
|
·
PC/ Laptop
·
LCD Proyektor
·
Modul
/ bahan ajar / Buku Referensi
·
Sistem
Operasi DOS
·
Flashdisk
|
C. Penutup
1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan bersama-sama
dengan peserta didik.
2. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca
materi pertemuan berikutnya.
4. Menutup pelajaran.
|
10
Menit
|
Penilaian
Penilaian
dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
|||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||
Membuka aplikasi MS. Word
Melakukan format teks
Mengedit teks
|
Tes
praktik (kinerja)
Tes
praktik (kinerja)
Tes
praktik (kinerja)
|
Tes
uji kerja
Tes
uji kerja
Tes
uji kerja
|
Buatlah
dokumen pengolah kata baru!
Buatlah
dokumen pengolah kata dengan melakukan format teks!
Editlah
dokumen yang telah kamu buat dengan cara menghapus, menyalin data dan
menambahkan teks!
|
|
Rubrik uji
prosedur
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Skala kuantitatif
|
Nilai
[(jml.skor/40)x100]
|
||||
4
|
3
|
2
|
1
|
|||
1.
|
Membuat dokumen
yang baru
|
|||||
2.
|
Membuat dan
melakukan format teks
|
|||||
3.
|
Menghapus
teks
|
|||||
4.
|
Menyalin teks
|
|||||
5.
|
Menambah teks
|
|||||
JUMLAH
|
Mengetahui,
Kepala SMK N 1 Koto XI Tarusan
Gestrojoni, S.Pd
NIP. 19691106 199603 1 002
|
Tarusan , Mei 2014
Guru Mata Diklat KKPI
Risa Arif, S.Pd
NIP.
19861226 201001 2 033
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model ASSURE
adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media yang tepat
dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas
pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada KBM. Strategi
pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar,
serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.Assure model di desain untuk
membantu Guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan
efektif dengan menggunakan teknologi dan Media dalam kelas. Perkembangan
tersebut tentu akan mempengaruhi bagaimana proses penyampaian dan salurannya.
Pemanfaatan media dan teknologi ini
akan membantu guru dan siswa lebih mempermudah komunikasi terutama dalam
menyampaikan dan menangkap pesan pembelajaran. Media dan teknologi memegang
peran penting dalam mendukung proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan suatu
proses pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media guru dapat memilih
model ASSURE.
B.
Saran
Dari uraian
tentang ASSURE diatas, sebagai
seorang pendidik dan tenaga kependidikan salah satu caranya
adalah dengan menggunakan media dan teknologi. Media dan teknologi akan
membantu proses penyampaiaan pesan dari guru dan siswa. Untuk merancang suatu
proses pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Untuk menggunakan media dan
teknologi yang akan digunakan di dalam kelas penulis
menyarankan untuk merancang pembelajaran dengan mengunakan model ASSURE. ASSURE
merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mewujudkan
pembelajaran dengan efektif dan efisien, karena ASSURE merupakan langkah
sistematis untuk merancang suatu pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah
L., Russell, James D. 2018. Instructional Technology and Media for Learning. Boston
: Pearson
Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah
L., Russell, James D. 2012. Instructional Technology and Media for Learning. Boston
: Pearson
Sukiman. 2012. Pengembangan
Media pembelajaran. Yogyakarta : Pedagogia
Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar