Rabu, 28 Mei 2014

MODEL ASSURE



RANCANGAN PEMBELAJARAN MODEL ASSURE UNTUK 
MATA PELAJARAN KKPI DI KELAS X SMK NEGERI 1  
KOTO XI TARUSAN

BAB I
TEORI UMUM TENTANG MEDIA

Model ASSURE adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada KBM. Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.Assure model di desain untuk membantu Guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan efektif dengan menggunakan teknologi dan Media dalam kelas. Perkembangan tersebut tentu akan mempengaruhi bagaimana proses penyampaian dan salurannya. Dalam dunia pendidikan, informasi akan disampaikan oleh guru kepada siswa melalui proses pembelajaran dengan menggunakan media tertentu. Mengingat begitu pentingnya peranan media untuk mendukung proses pembelajaran, maka guru  perlu merancang suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk  merancang suatu proses pembelajaran yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, maka guru dapat menggunakan model ASSURE, yaitu suatu model perancang media pembelajaran yang  dapat mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

     A.   Proses Pembelajaran
Para guru memiliki pengaruh yang segnifikan terhadap siswa yang belajar. Strategi pengajaran yang dipilih oleh para guru mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, para guru harus selektif dalam pilihan yang mereka buat. Dasar teori dan penelitian mengenai  pengajaran menunjukan bahwa guru bertindak sebagai pemandu untuk meningktkan pembelajaran siswa (Marzano, Pickiring, & Pollock, 2001). Sebagai seorang pemandu, guru bertanggung jawab memastikan pendekatan yang digunakan untuk membantu siswa belajar dapat berjalan efektif dalam membantu mereka dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dalam proses belajar ada dua kegiatan yaitu mengajar yang dilakukan oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa. Guru memang selalu menjadi pusat/sumber informasi bagi siswa. Namun dengan kondisi sekarang ini, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, karena perkembangan teknologi telah menghasilkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran disamping peran guru. Karena itulah peran guru saat ini adalah sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswa nya belajar.
Dari sisi siswa, dalam suatu proses pembelajaran siswa merupakan orang yang menjalani proses belajar, yang menggali berbagai pengetahuan baik yang disampaikan langsung oleh guru maupun yang didapat melalui berbagai sumber dan media  belajar lainnya. Sebagaimana yang disampaikan Smaldino (2008)  Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Belajar pada dasarnya tidak saja proses menerima dan mencari informasi, namun juga bertujuan agar terjadinya perubahan dalam diri siswa, baik dalam hal pengetahuan, maupun sikap dan perilaku. Proses pembelajaran dapat bermakna jika informasi yang diterima siswa bisa menjadi pengetahuan yang ditambah dengan kegiatan belajar lainnya akan menjadi pengalaman dan akhirnya menjadi kompetensi bagi siswa. Selain dari itu belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai teori belajar, yang terdiri atas:
     1.   Perspektif Behavioris
Tokoh Behaviourisme B.F. Skinner, menjelaskan bahwa  belajar adalah perubahan perilaku atau apa yang dilakukan seseorang dalam keadaan tertentu. Secara sederhana teori ini mengajukan hubungan sederhana A-B-C yaitu antecedents-behaviour-consequence atau keadaan awal-perilaku-konsekwensi, pada saat perilaku dilakukan maka konsekwensi bertransformasi menjadi keadaan awal untuk tahapan ABC selanjutnya. Sehingga perilaku dipengaruhi oleh perubahan yang dilakukan dalam latar belakang.
      2.    Perspektif Kognitifis
Teori belajar kognitifis berkaitan dengan  bagaimana siswa menerima, memproses dan merekayasa informasi. Menurut Jean Piaget (1977), psikolog kognitif menelusuri proses mental yang digunakan individu dalam menanggapi lingkungan mereka. Kognitifisme membahas bagaimana orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Para kognitifis menciptakan sebuah model mental dari ingatan jangka pendek dan jangka panjang, yang akan digunakan untuk menyimpan informasi. Sehingga siswa tidak selalu tegantung pada guru, tapi lebih mengandalkan strategi kognitif mereka sendiri dalam memanfaatkan sumber daya belajar yang tersedia.
      3.   Perspektif Konstruktivis
Menurut konstruktivisme inti dalam pembelajaran empiris adalah keterlibatan siswa dalam pengalaman yang bermakna. Konstruktivisme menekankan bahwa siswa dapat menafsirkan sendiri informasi yang diterimanya. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman mereka sendiri, dan tujuan pengajaran adalah tidak untuk mengajarkan informasi, tetapi menciptakan situasi, sehingga siswa dapat menafsirkan informasi bagi pemahaman mereka sendiri. Menurut ahli perspektif, belajar efektif adalah ketika siswa terlibat dalam tugas autentik yang mengaitkan konteks bermakna, yaitu learning by doing.
      4.  Perspektif Psikologis Sosial
Psikologi sosial adalah perspektif lain dalam studi pengajaran pembelajaran. Sosial psikolog melihat efek dari organisasi sosial kelas pada pembelajaran.Belajar merupakan proses pembentukan makna. Belajar bukanlah proses mengumpulkan informasi, melainkan proses pengembangan pemahaman atau pemikiran dengan membuat pemahaman baru. Proses belajar terjadi pada saat terjadi ketidak seimbangan stuktur kognitif pada diri seseorang. Selain didasarkan pada berbagai teori belajar, belajar juga terdiri atas beberapa jenis belajar, yaitu :
      a.   Ranah Kognitif  menurut ranah kognitif, proses belajar yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 
         b.  Ranah Afektif  Ranah afektif kegiatan belajar melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. 
    c. Ranah Psikomotor Menurut ranah ini, belajar melibatkan keterampilan atletik, manual dan keterampilan fisik lainnya. Tujuannya adalah untuk kemampuan kegiatan mekanis tertentu, penggunaan berbagai peralatan, dll.

     B. Media Pembelajaran

1.      Definisi Media pembelajaran

Dalam Buku Instructional Technology and Media for Learning (Sharon E. Smaldino dan James D. Russel) Media merupakan bentuk jamak dari medium yang artinya sarana komunikasi. Istilah ini mengacu pada sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, manipulative (objek), dan orang-orang (teknisi). Tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan belajar. Menurut Heinich, Molenda dan Russel(1990) (dalam Wina Sanjaya 2011) media adalah saluran/chanel komunikasi. AECT juga merumuskan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.  NEA juga menjelaskan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut (Sukiman, 2012).

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk kedua dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat mengantarai penyampaian pesan/informasi dari  guru kepada siswanya, sehingga dapat memotivasi perhatian, minat dan kemauan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Dalam penyampaian informasi itu ada dua proses yakni encoding dan decoding. Encoding adalah penyampaian pesan melalui berbagai simbol dari pengirim pesan/guru, sedangkan decoding adalah proses penerimaan pesan, sehingga siswa bisa memahami dna menjelaskan kembali makna pesan yang diterimanya.

2.      Kategori dasar dan format media
a.      Kategori dasar media
Pentingnya peran media dalam pembelajaran sangat membantu guru untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi efektif, karena itu guru perlu mengetahui berbagai kategori media. Menurut Smaldino (2012) ada 6 kategori dasar media, yaitu :
1)      Teks, yakni karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format, seperti buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain.
2)      Audio, yakni segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara bising, dll.
3)      Visual, yakni segala sesuatu yang dapat kita lihat, misalnya diagram pada poster, gambar, buku, dll.
4)      Video, yakni media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer, DVD, dll.
5)      Perekayasa, yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya benda-benda.
6)      Orang yang dimaksud adalah guru, siswa, atau ahli subjek-materi. Siswa belajar dari guru, siswa lain, danorang dewasa.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan merupakan komponen-komponen proses komunikasi. Dari semua kategori media ini, kita dapat memilih dan menggunakan berbagai kategori media yang cocok dengan pembelajaran dan dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara  efektif dan efisien.
b.      Rangkaian Kesatuan Konkret – Abstrak
Pentingnya penggunaan media dan teknologi dalam pembelajaran pada dasarnya adalah untuk membantu siswa belajar memahami pesan pembelajaran yang dijalaninya. Pembelajaran akan berlangsung dari hal yang memberikan pengalaman konkret sampai pengalaman abstrak. Hal ini seusai dengan pendapat Edgar Dale (1969) melalui penemuannya Cone of Experience (Smaldino, 2008) yang menyarankan agar guru dapat memeulai pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar yang aktual kepada siswanya, barulah kemudian pindah ke siswa menjadi pengamat aktual, siswa sebagai pengamat kejadian melalui perantara, dan akhirnya siswa dapat mengamati simbol-simbol yang mewakili suatu kejadian.
Menurut Dale (Smaldino, 2008) siswa bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran yang lebih abstrak untuk membentuk sekumpulan pengalaman yang lebih konkret untuk memaknai  representasi kenyataan yang lebih abstrak. Hal ini sesuai dengan pendapat Jrome Bruner (1966) (dalam Smaldino 2008) siswa melihat urutan material berdampak langsung pada kemampuan mereka menyelesaikan tugas. Belajar akan lebih mudah jika pembelajaran mengikuti urutan dari pengalaman konkret ke penyajian yang abstrak (simbolis). Dengan penggunaan media yang baik, dapat membantu memperjelas berbagai konsep yang abstrak menjadi lebih konkret.

c.       Manfaaat Media Pembelajaran
Yusufhadi Miarso (2009:458) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap-tiap siswa itu berbeda-beda. Kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan pengalaman macam apa yang dimiliki oleh siswa. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Adapun peran dan fungsi media pembelajaran menurut (Wina Sanjaya, 2011 ) adalah :
a.       Menangkap suatu objek atau peristiwa –peristiwa tertentu
b.      Memanipulasi keadaan, peristiwa dan objek tertentu
c.       Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
d.      Media pembelajaran memiliki nilai praktis  sebagai : mengatasi keterbatasan pengalaman siswa, mengatasi batas ruang kelas, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat, membangkitkan motivasi dan meransang siswa untuk belajar dengan baik, membangkitkan keinginan dan minat baru, mengontrol kecepatan belajar, meberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampi abstrak.
Dari berbagai fungsi tersebut dapt kita simpulkan, bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah  sebenarnya adalah untuk menjadikan pembelajaran lebih mudah di pahami oleh siswa, meningkatkan ketertarikan dan motivasi siswa, membantu menjelaskan yang abstrak menjadi lebih konkret.

3.      Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
          a.  Prinsip-prinsip pemilihan media
Untuk dapat memilih media pembelajaran yang akan digunakan guru dalam mendukung roses pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
*      Pemilihan media berdasarkan / haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik itu tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.
*      Pemilihan media haruslah berdasarkan konsep yang jelas, bukan atas kesenangan guru, melainkan menjadi bagian integral dalam pembelajaran.
*      Pemilihan media hendaklah disesuaikan dengan karakteristik siswa
*      Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan kemampuan guru
*      Pemilihan media haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran

         b.  Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Untuk menggunakan media dalam pembelajaran, aagar media benar-benar mendukung proses pembelajarn, maka ada beberapa prinsip penggunaan media (Wina Sanjaya, 2011) yaitu :
*      Media yang digunakan guru haruslah sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
*      Media yang digunakan haruslah sesuai dengan materi pembelajaran, media hendaklah sesuai dengan kekompleksitasan materi
*      Media pembelajaran haruslah sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.
*      Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
*      Media yang digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan guru menggunakannya / mengoperasikannya.


   C.      Model ASSURE
Semua pembelajara yang efektif memerlukan perancangan yang cermat tidak terkucuali mengajar dengan tknologi pembelajaran dan media. Beberapa aspek pengajaran dan pembelajaran yang tinggal terus menerus selama bertahun-tahun. Bergesernya peran guru sebagai fasilitator membuat guru harus bisa merancang suatu pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media pembelajaran yang baik untuk memfasilitasi siswanya belajar. Dan salah satu cara terbaik untuk merancang pembelajaran dan media adalah dengan model ASSURE. Model ASSURE merupakan suatu model untuk merancang pengajaran yang efektif, yang dirancang dimulai dengan menganalisis minat siswa, penyajian materi, malibatkan siswa dalam praktek dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan (Smaldino, 2012). Dengan model ASSURE ini guru bisa merancang pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan lebih baik, karena meliputi semua hal yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. Model ASSURE menggangkun semua peristawa dalam pembelajaran. Langkah-langkah model ASSURE adalah sebagai berikut :

        1.  ANALISIS PELAJAR (ANALYSIS LEARNER)
Model ASSURE merupakan salah satu pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik peserta didik, yang nantinya akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa. Analisis siswa ini perlu dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang kita butuhkan dalam merancang strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik siswa. Ada tiga faktor kunci yang diperhatikan dalam analisis pelajar, yaitu :
a.    Karakteristik Umum jenis karakteristik umum ini adalah gender, suku, sikap dan ketertarikan. Ketika merencanakan pembelajaran guru hendaknya dapat memperhatikan perbedaan usia anak didiknya, jenis kelamin serta sikap dan minat peserta didik. karena ini akan berkaitan dengan pola perilaku dan kemampuan siswa dalam belajar.
b.   Kecakapan dasar spesifik penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan yang dimiliki seorang siswa sebelumnya mempengaruhi apa yang mereka pelajarari setelah masa itu.  Sebagaimana yang diungkapkan Dick &Carey,(2001) dalam Smaldino (2012) penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya tentang suatu objek tertentu mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka bisa pelajari lebih banyak peneli daripada yang dilakukan sifat psikologi apa pun.
c.    Gaya belajar gaya belajar merupakan serangkaian sifat psikologis yang menetukan bagaimana siswa merasa, berinteraksi, dan merespons secara emosional lingkungan belajarnya. Menurut Gardner (Smaldino, 2008) Setiap anak memiliki kecerdasan dan cara belajar yang berbeda beda, karenanya guru haruslah mempertimbangkan gaya belajar siswa. Dengan memahami:
*      Kekuatan dan preferensi konseptual
*      Kebiasaan memproses informasi /gaya pikiran
*      Ada 4 aspek motivasi yaitu model ARCS yang perlu diperhatikan guru, yaitu bperhatian (attention), Relevansi (Relevance), Percaya diri (Confidence), dan kepuasan (satisfaction).
*      Faktor fisiologis , terkait dengan perbedaan gender, kesehatan dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi pembelajaran.
     2.  MENYATAKAN STANDAR DAN TUJUAN (STATE OBJECTIVES AND STANDAR)
Dalam merancang suatu pembelajaran, setelah melakukan analisis siswa, kita perlu menetapkan standar dan tujuan yang akan dicapai, yakni mengenai apa yang menjadi hasil belajar siswa.  Merumuskan tujuan ini berdasarkan pada standar kurikulum yang digunakan di sekolah.
a.      Pentingnya standar dan tujuan Menetapkan standar dan tujuan sangatlah penting, karena standar dan tujuan ini adalah dasar bagi kita untuk memilih strategi, teknologi dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.  Dasar untuk melakukan penilaian hasil belajar, dasar untuk ekspektasi belajar siswa.
      b.  Merumuskan ABCD tujuan belajar dengna baik
Untuk menentukan tujuan belajar kita perlu menetapkan ABCD, Yakni:
*      Audience, yakni sasaran tujuan, guru perlu menentukan dengan jelas sasaran dari tujuan pembelajaran itu sendiri, seperti siswa/i kelas X SMK N 1 Koto XI Tarusan.
*      Behaviour (perilaku), inti dari tujuan adalah kata kerja yang menjelaskan kemampuan baru yang didapatkan siswa setelah mengikuti pembelajaran, artinya tujuan belajar itu berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, setelah mengalami pembelajaran.
*      Condition (Kondisi), yakni suatu kondisi dimana siswa akan bekerja dan belajar, yang kemudian dinilai oleh guru, misalnya buku, lembar kerja, dll.
*      Degree (tingkat), yakni tujuan mengindikasikan standar /kriteria penilaian satu pembelajaran.
   c. Tujuan belajar dan perbedaan individual tujuan belajar hendaknya disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual. Tujuan belajar dimaksudkan untuk menyediakan tingkat minimum pencapaian yang diharapkan. Dengan karakteristik yang berbeda siswa bisa belajar insidental dengan tujuan yang spesifik dan mendukung perbedaan individual.
  3.  MEMILIH STRATEGI, TEKNOLOGI, MEDIA DAN MATERIAL (SELECT STRATEGY, MEDIA AND TECHNOLOGY)
a.      Memilih strategi guru perlu memilih strategi pengajaran yang tepat, baik itu strategi yang berpusat pada guru, ataupun yang berpusat kepada siswa. Guru hendaklah memilih strategi yang bisa mendorong siswanya mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan, mempertimbangkan gaya dan motivasi belajar siswa agar dapat memenuhi kebutuhan siswa. Disesuaikan dengan model ARCS, Strategi kita hendaknya dapat menarik perhatian siswa (Attention), relevan(Relevance) dengan kebutuhan siswa, dapat membangun rasa percaya diri (Confidence) siswa, dan memberikan kepuasan (Satisfaction) bagi siswa atas apa yang telah mereka pelajari.
b.      Memilih teknologi dan media memilih teknologi dan media, memang bukanlah hal yang mudah. Seperti yang diungkapkan Mc Alpine&Weston, 1994 (dalam Smaldino2008) para sarjana sepakat bahwa memilih teknologi dan media yang sesuai bisa menjadi tugas yang rumit- mempertimbangkan kumpulan sumber daya yang tersedia, keberagaman para pelajar dan tujuan spesifik yang harus dicapai.
4.  MENGGUNAKAN TEKNOLOGI , MEDIA DAN MATERI (USE TECNHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS)
Langkah-langkah ini melibatkan peranan guru Untuk merencanakan penggunaan teknologi, media dan materi, kita dapat melakukan 5 proses adalah sebagai berikut :
a.      Pratinjau teknologi, media dan materi, ini perlu dilakukan karena tujuannnya adalah untuk memilih bagian yang langsung selaras dengan mata pelajaran yang kita ajarkan, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Meninjau materi secara menyeluruh tidak hanya membuat kita menggunakan sumber daya secara maksimal, tetapi juga membatasi siswa untuk tidak mengkases materi/konten yang tidak pantas, dari berbagai media dan sumber belajar lainnya.
b.      Menyiapkan teknologi , media dan materi, langkah pertama adalah mengumpulkan semua perlengkapan yang dibutuhkan, menentukan urutan penggunaannya, dan menentukan tindakan yang akan dilakukan pada tiap materi, menyimpan daftar materi yang digunakan, dan garis besar urutan penyajian pelajaran.
c.       Menyiapkan lingkungan, kita perlu mengatur fasilitas yang dibutuhkan untuk penggunaan teknologi, media dan materi yang efektif dan efisien, menyiapkan lingkungan belajar yang baik untuk siswa, seperti pengaturan tempat duduknya, dll.
d.      Menyiapkan pelajar, untuk melaksanakan pembelajaran dengan efektif, guru perlu menyiapkan pelajarnya untuk menerima pelajaran, untuk itu guru perlu melakukan appersepsi  yang baik, seperti pengantar yang menggambarkan tinjauan luas mengenai konten mata pelajaran, keterkkaitan mata pelajaran  dengan topik yang dipelajari, memotivasi siswa, dan isyarat yang mengarahkan perhatian pada aspek spesifik mata pelajaran.
e.       Menyediakan pengalaman belajar, yang disesuaikan dnegan pengalaman belajar yang dipilih, pengalaman belajar yang berpusat pada guru, maka akan melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan dan praktek dan tutorial.
5.  MENGHARUSKAN PARTISIPASI SISWA (REQUIRE LEARNER PARTICIPATIONS)
Mengikuti pandangan kontrutivistik bahwa beljar merupakan suatu proses mental yang aktif dibangun dari pengalaman otentik yang relevan dimana siswa memperoleh umpan balik informasi, respon yang memungkinkan siswa mengetahui sejauhmana mencapai tujuan dan bagagaimana mereka dapat meningkatkan hasil kerja mereka. Untuk mendukung partisipasi mereka melalui penggunaan teknologi dan media.
a.       Latihan, untuk mencapai tujuan belajarnya siswa haruslah berpartisipasi aktif melalui praktek langsung dengan teknologi dan kemampuan baru, untuk produktivitas, komunikasi, penelitian, dan penyelesaian masalah/pengambilan keputusan.
*   Teknologi sebagai produktivitas
*   Teknologi sebagai perangkat komunikasi
*   Teknologi sebagai perangkat penelitian
*   Teknologi sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
*   Menggunakan perangkat lunak pendidikan
*   Menggunakan media lainnya untuk latihan
b.      Umpan balik, umpan balik, bisa dari guru, ataupun para siswa dalam kelompoknya, dari komputer ataupun diri mereka sendiri, umpan balik penting bagi siswa untuk melakukan perbaikan.
         6.   MENGEVALUASI DAN MEREVISI (EVALUATE AND REVISE)
Komponen trahir dari model ASSURE adalah evaluasi dan revisi sangat penting untuk mengembangkan kualitas pembelajaran adalah sebagai berikut  :

a.      Menilai prestasi pelajar , dilakukan untuk menilai apa yang dipelajari siswa dan menampilkan perubahan perilaku sesuai dengan tujuan. Penilaian dilakukan berdasarkan pada tujuan belajar, pembelajaran dengan tujuan kemampuan kognitif, dapat menggunakan tes tertulis, namun untuk tujuan pemprosesan informasi dan penampilan sikap, maka digunakan penilaian autentik dan komprehensif. Penilaian autentik yaitu dimana siswa menggunakan proses sesuai dengan konten dan kemampuan yang sedang dipelajari dan sesuai  kegunaan konten di dunia nyata. Penilaian ini digunakan untuk penilaian kinerja, produk tunggal, unit, atau portofolio. Sedangkan untuk penilaian komprehensif dapat menggunakan rubrik yakni sekumpulan kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur/menilai produk/kinerja siswa(Smaldino, 2012). Rubrik terdiri dari tiga komponen ; kriteria kinerja, skala penilaian, dan tingkat dari deskriptor kinerja. Penilaian portofolio, untuk menilai kemampuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka terkait dengan analisis, sintesis dan evaluasi.(Smalldino, 2012). Kuncinya adalah siswa harus merefleksi sendiri pembelajarannnya sesuai dengan produk protofolio. Portofolio ini ada yang tradisional dan elekronik.

b.      Mengevaluasi dan merevisi Strategi, Teknologi dan Media.
Revisi strategi, teknologi dan media, ini merupakan tahapan akhir untuk melihat hasil penilaian atau evaluasi, melihat ketercapaian tujuan, prestasi siswa, ketepatan starategi menggunakan teknologi dan media.



BAB II

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM RANCANGAN
 

 PEMBELAJARAN KKPI KELAS X SMK N 1
KOTO XI TARUSAN

A.  MENGANALISIS SISWA (ANALYZIS LEARNER)
1.      Kondisi Umum sekolah dan siswa
Sekolah SMK N 1 Koto XI Tarusan adalah SMK Teknologi pertama di Kec. Koto XI tarusan ini. Sekolah ini terletak di Jln. Raya Padang – Painan KM. 52 Batu Hampar Tarusan. Sekolah ini merupakan sekolah baru yang berdiri pada tahun 2007. Dengan kondisi ruangan yg masih terbilang sedikit sehingga tidak mampu untuk menampung seluruh siswa maka diambil kebijakan sekolah ini dibagi jadi 2 waktu belajar, siswa kelas XII dan Kelas XI masuk pagi, sedangkan kelas X masuk siang.  Kondisi sekolah ini cukup baik, dilengkapi dengan sarana dan infrastruktur sekolah yang cukup lengkap, dengan luas ±7725 m³. Sekolah ini terdiri atas 19 ruang kelas, 3 ruang kantor (ruang kepala sekolah, majelis guru dan tata usaha), 1 perpustakaan, 4 Workshop, 1 ruang multimedia, dan 2 bengkel. Sedangkan dari  bidang sumber daya manusianya, di SMKN 1 Koto XI Tarusan ini terdapat 72 orang guru, yang terdiri dari 38 orang guru PNS dan 34 orang guru honorer, serta 6 orang pegawai tata usaha.
Pembelajaran KKPI dilaksanakan di kelas dan di labor komputer. Labor komputer sekolah ini berukuran sekitar 6x4 m². Labor ini dilengkapi dengan 10 unit komputer, namun yang saat ini dapat digunakan efektif hanya 7 unit komputer. Labor ini dilengkapi dengan kursi dan meja yang cukup lengkap untuk siswa dan guru, 1 unit LCD proyektor,  1 papan tulis. Ruangan ini juga dilengkapi dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.
Siswa di SMK N 1 Koto XI Tarusan, lebih dari 75 % siswa di sekolah ini adalah siswa yang berasal dari SMP/MTsN di kec. Koto XI Tarusan ini, karena sekolah ini bebas rayon, kecuali untuk tahun pelajaran 2013/2014 yang akan datang, sekolah akan kembali menggunakan sistem rayonisasi. Untuk tahun ajaran 2012/2013 jumlah seluruh siswa disekolah ini adalah 467 orang siswa, yang terdiri atas 125 siswa kelas X, 179 orang siswa kelas XI, dan 163 orang siswa . Setiap kelas terdiri atas 20-30 orang siswa, yang pada umumnya lebih banyak laki-laki dari pada perempuan, dengan rentang umur antara 16-18 tahun.

2.    Kondisi Khusus siswa
Siswa SMK N 1 Koto XI Tarusan, khususnya di kelas X TAV, merupakan kelas campuran perempuan dan laki-laki. Dari 179 orang siswa kelas XII, terdiri atas 107 orang siswa laki-laki dan 74 orang siswa perempuan. Sebagian besar siswa kelas XII ini berasal dari latar belakang ekonomi dan keluarga yang cukup baik, walaupun ada beberapa orang siswa yang tergolong kurang mampu, namun mereka mendapatkan beasiswa dari berbagai program sekolah dan pemerintah. Dengan rentangan umur 16-18 tahun, maka dari perkembangan psikologisnya, biasanya anak-anak seusia ini mengalami masa puberitas, sehingga guru harus benar-benar bisa menyesuaikan dengan kondisi psikologis siswa ini.
    
3.    Gaya Belajar
Ada 9 aspek kecerdasan majemuk, yakni verbal, logis, visual, musikal, ragawi, antar personal, interpersonal, naturalis dan eksistensialis. Dari 9 kecerdasan ini, dalam proses pembelajaran ada anak yang senang mendengar penjelasan guru, ada yang lebih ke kinesteKKPI, dll. Pada pengajaran teori yang dilakukan dikelas umumnya menggunakan preferensi penerimaan audiotori dan visual. Dari segi motivasi, sesuai dengan model ARCS, siswa di sekolah memiliki motivasi tinggi dalam belajar, ini terlihat dari semangat belajar dan keingintahuan mereka untuk mencoba menggunakan komputer, dan mereka sangat tertarik dengan pelajaran KKPI.

B.  MENETAPKAN STANDAR DAN TUJUAN
Di SMK setiap guru harus membuat rancangan program pembelajaran setiap semesternya, yang nantinya akan dinilai sebagai dokumen KTSP oleh pengawas sekolah. Untuk mata pelajaran KKPI sendiri, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tuntutan Kurikulum. Sesuai dengan model ASSURE, guru haruslah menetapkan standar dan tujuan pembelajaran. Standar dan tujuan hendaklah disampaikan dan dituliskan di awal pembelajaran, sehingga siswa mengetahui pengetahuan dan kemampuan apa yang harusnya mereka miliki setelah mempelajari materi pelaran. Guru dapat menetapkan tujuan dengan ABCD, yaitu :
·      A (Audience), siswa yang menjadi tujuan /sasaran pembelajaran adalah siswa kelas XI TAV.
·      B (Behaviour), perilaku yang harus ditampilkan siswa adalah memiliki keterampikan dan kemahiran menggunakan komputer dan membuat menajemen file.
·      C (Condition), kondisi ini dapat diamati selama siswa belajar di labor komputer untuk membuat sebuah karya menggunakan program pengolah kata microsoft word.
·      D (Degree), kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah belajar ini mereka menguasai penggunaan menu dan ikon dan mampu membuat sebuah dokumen pengolah kata dengan kreasi mereka serta mampu melakukan pengelolan mejagemn file terhadap Microsoft word.

C.  MEMILIH STRATEGI , TEKNOLOGI , MEDIA DAN MATERIAL
a.    Memilih strategi
Untuk melaksanakan pembelajaran KKPI yang efektif, efisien serta dapat memenuhi kebutuhan siswa, dalam rancangan pembelajaran KKPI di kelas X TAV ini guru  dapat memilih strategi berpusat kepada guru dan berpusat pada siswa. Adapun strategi yang direncanakan digunakan dalam pembelajaran KKPI kelas X TAV untuk materi membuat dokumen pengolah kata sederhana, dipilihlah strategi presentasi dengan memilih metode demonstrasi, dan pada siswa dengan bekerjasama dalam kelompok serta metode tutor sebaya. Penetapan strategi ini berdasarkan pada model ARCS Keller.  Dengan strategi ini diharapkan dapat menarik perhatian (attention) siswa, relevan (Relevance) dengan kebutuhan siswa, karena siswa berpraktek maka guru perlumempresentasika, mencontohkan terlebih dahulu melalui demonstrasi, dan nantinya saat bekerja, siswa dapat saling membantu dengan tutor sebaya. Strategi ini dapat membangun rasa kepercayaan diri siswa (Confidence), karena siswa dapat berkreasi pada tugasnya, dan menghasilkan kepuasan (satisfaction) belajar, dengan mencoba membuat tugas dengan kreasi sendiri ini dapat memberi kepuasan belajar bagi siswa.
b.   Memilih Teknologi dan Media
Teknologi dan media yang dipilih pada rancangan pembelajaran kelas X TAV ini adalah dengan menggunakan teknologi dan media komputer untuk mendemonstrasikan tampilan lembar kerja.
c.    Memilih Materi
Pemilihan materi dilakukan dengan penetapan sesuai dengan SK dan KD pembelajaran. Seperti halnya materi menejemen file yang akan dipelajari oleh siswa. Kemudian dilakukan penyesuaian dengan materi yang akan diajarkan pada siswa.

D.  MENGGUNAKAN TEKNOLOGI, MEDIA DAN MATERI
Teknologi, media dan materi pada rancangan pembelajaran  KKPI kelas X TAV berdasarkan model ASSURE ini dilakukan dengan proses  dengan menggunakan 5 tahap , yaitu :
1.      Pratinjau Teknologi, Media, dan Materi
Sebelum melakukan pembelajaran guru melakukan pratinjau untuk menyesuaikan penggunaan teknologi, media dan materi ynag disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tujuannya untuk memilih bagian yang paling sesuai dengan pelajaran. Teknologi dan media yang dipratinjau guru adalah ketersedian komputer, dan LCD. Mencari mencocokan dengan materi yang akan di tampilkan
2.      Menyiapkan Teknologi , Media dan Materi
Pada tahap ini, guru menyiapkan segala teknologi, media dan materi yang akan digunakan untuk pembelajaran.
3.      Menyiapkan Lingkungan
Sebelum masuk kedalam kelas dan memulai pembelajaran guru hendaknya menyiapkan lingkungan pembelajaran. Seperti mengecek ketersedian aliran listrik, ketersediaan bahan dan alat-alat yang lain untuk menunjang proses pembelajaran yang akan dilakukan.
4.      Menyiapkan Pelajar
Selain persiapan seorang guru, guru juga menyiapkan pelajar dengan memberikan appersepsi terlebih dahulu.
5.      Menyediakan Pengalaman Belajar
Dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa, ini akan menyediakan pengalaman belajar bagi siswa. Dengan penjelasan guru, kemudian siswa mencobakan langsung, ini sudah menjadi pengalaman belajar siswa, siswa tidak dilarang untuk salah, namun siswa diajarkan untuk memperbaiki kesalahan di setiap langkah pembelajaran selama mereka melakukan praktek. Dengan melakukan sendiri setiap bagian secara bergantian dengan anggota kelompok ini juga menumbuhkan rasa kerjasama dan menjadi pengalaman sendiri bagi siswa, begitu juga saat dilakukan tutor sebaya ini memberikan pengalaman bagi siswa.

E.  MENGHARUSKAN PARTISIPASI PELAJAR
Dalam pembelajaran KKPI guru melakukan pemberian materi dan praktek. Saat menerangkan teori pembelajaran berpusat pada guru dan saat melakukan praktek pembelajaran berpusat pada siswa. Untuk melakukan tugas praktek siswa hendaknya harus terlibat langsung serta aktif agar pembelajaran dapat diserap dengan baik. Penggunaan komputer juga dapat membantu siswa untuk memecahkan berbagai persoalan dan mengambil keputusan dalm belajar. Disini guru juga memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa, dan juga juga dari teman-teman mereka, sehingga ini membantu mereka menguasai pelajaran dan memiliki keterampilan menggunakan komputer.

F.   MENGEVALUASI DAN MEREVISI
1.    Menilai Prestasi Pelajar
Dalam proses pembelajaran penilaian hasil belajar sangat perlu dilakukan untuk mengukur ketercapaian dari pmbelajaran yang dilakukan. Kemmapuan dan keterampilan apa yang diperoleh siswa yang disesuaikan dengan standar (SK dan KD)dan tujuan. Karena pembelajaran dengan melakukan praktek, maka penilaian yang dilakukan adalah dengan menilai kinerja dan produk yang dihasilkan siswa, secara autentik dan komprehensif.
2.    Mengevaluasi dan Merevisi Strategi, Teknologi dan Media
Dalam merancang materi ajar dan bahan pembelajaran, materi maupun media evaluasi  perlu dilakukan untuk menilai dan merevisi ketepatan strategi , teknologi dan media. Selain itu guru sendiri juga perlu dinilai baik oleh dirinya sendiri (mengintrospeksi diri, untuk lebih baik), melalui teman sejawat ataupun melalui administrator, yang biasanya di sekolah ada program supervisi guru, sehingga guru dinilai oleh tim guru yang lebih berpengalaman. Terakhir guru dapat menilai dan menganalisis  hasil belajar siswa, karena dari situ guru dapat menilai kekurangan-kekurangan, strategi, pemilihan materi, teknologi dan media. Yang ini bisa juga dilihat dari keberhasilan siswa mencapai suatu tujuan pembelajaran. Agar pembelajaran lebih bermakna untuk berikutnya.



BAB III
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
MODEL ASSURE

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KKPI
( RPP )

Satuan Pendidikan        : SMK NEGERI I KOTO XI TARUSAN

Kelas                           : X

Semester                     : I

Program Keahlian         : Semua Program Keahlian

Mata Pelajaran             : KKPI

Jumlah Pertemuan        : 1 x Pertemuan

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mengoperasikan Pc Stand Alone


Mengoperasikan Menajemen File





Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Pembelajaran


1.     Menjelaskan perintah membuat folder, melihat, mengubah dan menghapus sesuai dengan ketentuan


2.     Melakukan Perintah menyalin, menghapus, dan  mengganti file dengan baik.

                                                                     
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan mampu :
1.     Pengertian Menajeman file
2.     Windows Explorer
3.     Jenis-jenia ekstensi file
4.     Membuat file atau direktory
5.     Menganti nama file atau folder
6.     Mengandakan file atau folder
7.     Memindahkan file atau folder
8.     Menghapus file atau folder
9.     Profertis pada file
10.  Mengatur file
11.  pencarian

Matari Ajar

Fakta         :

1.     Sistem Operasi berbasis teks tidak dapat berjalan sebelum pemakai (user)                memasukkan sistem operasi DOS.

2.     Pada saat ini Sistem Operasi berbasis teks secara khusus sudah tidak ditemukan lagi di pasaran , akan tetapi pada sistem operasi windows 95,97 dan 98 masih dapat ditemukan aplikasinya dengan menggunakanpasilitas Dos prompt yang short cutnya tersimpan pada menu Accesoris.

Konsep      :

1.     Sistem Komputer Hardware (input, proses, output, storage), Software, dan Brainware



Prinsip       : 

1.     Perintah Internal

2.     Perintah Eksternal

3.     Directory

                       

Prosedur   :

1.     Langkah kerja menyalakan Komputer

2.     Cara kerja Sistem Operasi

3.     Langkah kerja perintah Internal Dos for Windows

4.     Langkah kerja perintah Eksternal Dos for Windows

5.     Langkah kerja membuat Direktory

6.     Langkah kerja mematikan komputer



Alokasi Waktu


Beban Belajar
Waktu
Bentuk Kegiatan / Tugas
TM
90 Menit
Kajian referensi, pemberian informasi, tanya jawab, pengerjaan soal-soal praktik, dan evaluasi (Teori dan Praktik)
PT

Melaksanakan praktik sesuai dengan Job Sheet yang diberikan
KMTT

Menjawab soal-soal yang terdapat pada modul

Metode Pembelajaran            :

            1.     Metode Kelompok (Partisipatori)

2.     Demonstrasi

3.     Penugasan

4.     Pratikum di Labor Komputer

Kegiatan Pembelajaran

1.    Pertemuan 1
KEGIATAN
WAKTU
PERALATAN PENDUKUNG
A.    Pendahuluan
1.    Mengulas kembali materi yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
2.     Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.
3.     Memberikan motivasi dan menyampaikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4.     Guru meminta peserta didik untuk duduk berkelompok di depan komputer agar dapat mengikuti setiap langkah-langkah yang dijelaskan oleh guru.
10 Menit
Buku Absen
B.    Kegiatan Inti
1.   Eksplorasi
1)   Peserta didik mempelajari kembali perintah membuat, melihat, mengubah dan menghapus folder/directory (MD, CD, RD) dalam flashdisk.
2)   Peserta didik mempelajari kembali perintah menyalin file ke dalam direktori/folder,  mengganti nama dan menghapus file atau folder yang ada di dalam direktori/folder pada Flashdisk.
1)    Peserta didik mendemonstrasikan langkah membuat, melihat, mengubah dan menghapus folder/directory (MD, CD, RD) dalam flashdisk.
2)    Peserta didik mendemonstrasikan langkah menyalin file ke dalam direktori/folder,  mengganti nama dan menghapus file atau folder yang ada di dalam direktori/folder pada Flashdisk .
2.    Elaborasi
1)    Guru memberikan tugas praktik berupa job sheet untuk dipraktikkan oleh peserta didik.
2)    Peserta didik mempraktikkan langkah membuat, melihat, mengubah dan menghapus folder/directory (MD, CD, RD), langkah menyalin file ke dalam direktori/folder,  mengganti nama dan menghapus file atau folder yang ada di dalam direktori/folder pada flashdisk secara bergantian dalam waktu 30 menit (satu komputer terdiri dari dua orang dan mereka bekerja secara kelompok namun penilaian secara individu).
3)    Setelah 30 menit, peserta didik diminta bergantian.
4)    Guru membimbing peserta didik dalam melakukan praktik dan memberikan reward kepada peserta didik yang bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
5)    Peserta didik yang telah melakukan praktik harus menjawab soal yang diberikan oleh guru.
3.    Konfirmasi
1)    Guru memeriksa dan menilai hasil pekerjaan peserta didik sesuai dengan format penilaian yang telah disediakan.
2)    Guru memberikan umpan balik positif atau penguatan terhadap hasil kerja peserta didik.
3)    Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk tanya jawab seputar materi dan praktik yang telah diberikan.
4)    Membahas kembali materi yang belum dimengerti oleh peserta didik.

20 Menit



















40 Menit
























10 Menit
·         PC/ Laptop
·         LCD Proyektor
·         Modul / bahan ajar / Buku Referensi
·         Sistem Operasi DOS
·         Flashdisk

C.    Penutup
1.   Menyimpulkan materi yang telah diberikan bersama-sama dengan peserta didik.
2.    Menyampaikan rencana pembelajaran pada per­temuan berikutnya.
3.    Memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca materi pertemuan berikutnya.
4.    Menutup pelajaran.
10 Menit

Penilaian Hasil Belajar           : Penilaian hasil belajar ini dilakukan

Penilaian

Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran    

Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk
 Instrumen
Contoh
Instrumen
      Membuka aplikasi MS. Word



       Melakukan format teks



Mengedit teks



Tes praktik (kinerja)

Tes praktik (kinerja)

Tes praktik (kinerja)



Tes uji kerja



Tes uji kerja



Tes uji kerja



Buatlah dokumen pengolah kata baru!


Buatlah dokumen pengolah kata dengan melakukan format teks!

Editlah dokumen yang telah kamu buat dengan cara menghapus, menyalin data dan menambahkan teks!



Rubrik uji prosedur
Indikator Pencapaian Kompetensi
Skala kuantitatif
Nilai
[(jml.skor/40)x100]
4
3
2
1
1.
Membuat dokumen yang baru





2.
Membuat dan melakukan format teks





3.
Menghapus teks





4.
Menyalin teks





5.
Menambah teks





JUMLAH








Mengetahui,
Kepala SMK N 1 Koto XI Tarusan
         Gestrojoni, S.Pd
         NIP. 19691106 199603 1 002

Tarusan , Mei 2014
Guru Mata Diklat KKPI
Risa Arif, S.Pd
NIP. 19861226 201001 2 033
   




BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Model ASSURE adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada KBM. Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.Assure model di desain untuk membantu Guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan efektif dengan menggunakan teknologi dan Media dalam kelas. Perkembangan tersebut tentu akan mempengaruhi bagaimana proses penyampaian dan salurannya. Pemanfaatan media dan teknologi ini akan membantu guru dan siswa lebih mempermudah komunikasi terutama dalam menyampaikan dan menangkap pesan pembelajaran. Media dan teknologi memegang peran penting dalam mendukung proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan suatu proses pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media guru dapat memilih model ASSURE.

B.       Saran
Dari uraian tentang ASSURE diatas, sebagai seorang pendidik dan tenaga kependidikan salah satu caranya adalah dengan menggunakan media dan teknologi. Media dan teknologi akan membantu proses penyampaiaan pesan dari guru dan siswa. Untuk merancang suatu proses pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Untuk menggunakan media dan teknologi yang akan digunakan di dalam kelas penulis menyarankan untuk merancang pembelajaran dengan mengunakan model ASSURE. ASSURE merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran dengan efektif dan efisien, karena ASSURE merupakan langkah sistematis untuk merancang suatu pembelajaran dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L., Russell, James D. 2018. Instructional  Technology and Media for Learning. Boston : Pearson
Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L., Russell, James D. 2012. Instructional  Technology and Media for Learning. Boston : Pearson
Sukiman. 2012. Pengembangan Media pembelajaran. Yogyakarta : Pedagogia
 Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
 
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar